Dalam sepekan terakhir, jumlah sapi yang terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMD) di Sumsel bertambah menjadi 16 ekor. Empat di antaranya tewas, tiga lainnya dibantai.
Sebaran sapi PMK di Lubuklinggau 10 kasus, Musi Rawas 4 kasus, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir 1. Sapi yang mati semuanya tersebar di Lubuklinggau dan berumur di bawah dua tahun.
Pj Sekda Sumsel Supriono mengatakan, akan segera dibentuk satgas dengan tugas memetakan sebaran wilayah terdampak PMK dan langkah selanjutnya. Disarankan agar daerah yang terinfeksi diisolasi dan dibatasi untuk lalu lintas kapal.
“Ada 16 ekor sapi yang terjangkit PMK, bahkan ada yang mati,” kata Supriono, Rabu (18 Mei).
Dari delapan sampel yang dikirim ke Balai Veteriner Lampung, tujuh dinyatakan positif PMK. Kondisi ini mendesak agar dilakukan tindakan pencegahan agar tidak menyebar ke peternakan lain.
Tentu saja sumber penyakit itu perlu ditelusuri agar pembatasan pelayaran dan pengawasan yang ketat bisa diterapkan,” ujarnya.
Dikatakannya, stok sapi dan kambing di Sumsel mayoritas berasal dari Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, dan sebagian dari Lampung. Daerah pasokan awalnya dicegah untuk mengirim sapi ke Sumatera Selatan karena daerah tersebut benar-benar terinfeksi.
Nanti ada pos-pos pemeriksaan, isolasi parsial dan penuh perlu dilakukan, apalagi Idul Fitri sebentar lagi,” katanya.